Kamis, 08 Desember 2011

Secuil Cerita di Jumat Pagi

Tulisan ini terinspirasi ketika saya melihat pasangan kakek nenek yang mau olahraga pagi,, tiba-tiba senyum merekah, berkhayal kalau kelak saya bisa melakukan hal tersebut dengan pasangan saya kelak =)) hahaha.

Tapi, tidak mudah ternyata yaa bertemu dengan pasangan yang bener-bener “klik” sama diri kita, selalu merasakan ada saja hal yang kurang sempurna dari pasangan. Tapi bagi mereka yang udah ketemu pasangan yang “klik” berbahagialahhh.  Karenaa menurut saya, tidak ada pasangan yang sempurna, tidak ada juga pasangan yang benar-benar  “klik” buat kita.

Chemistry antara pasangan itu dibangun berdasarkan komunikasi dan kebersamaan yang intens, jadinya masing-masing dari pasangan pasti akan selalu menyesuaikan.  =) dan voilaaa,,, bertemulah kita dengan pasangan yang sempurna ituuu,, dengan segala ketidaksempurnaannya tentu saja..

Saya yakin, pasangan kakek nenek itu pasti sudah melewati pahit manis kehidupan bersama-sama dan punya komitmen terhadap pernikahan mereka, karena g mudah sodaraa-sodara yang namanya komitmen ituu.. *glek*

Pasangan sempurna itu tidak ada, karena tugas kitalah untuk menyempurnakannya,, ketika sudah menemukannya jagalahh,, nikmatilahh,, jangan sampai kehilangan,, jangan menyisakan sesal yang tidak berguna  =))

Happy Friday Y’all!!!


Nb: Maap, mendadak melankolis dramatisss hahahaha..

Sabtu, 05 November 2011

Renungan untuk Pedongkelan

My first blog goes to adik-adik Pedongkelan yeayyy… J


Kenapa si mereka begitu spesial di hati saya? Hehe, baiklah akan saya ceritakan, yuukk…

Berawal dari kegiatan @shoeboxproject yang saya ikuti di bulan April 2011 yang lalu, sebuah kegiatan melakukan renovasi sekolah dan perpustakaan sederhana untuk SD Yayasan Bintang Pancasila di daerah Pedongkelan, kemudian setelahnya ada kunjungan seminggu sekali untuk story telling selama sebulan, “untuk memastikan mereka membaca buku yang sudah disediakan atau ngga” :p

Dan semua berawal dari kunjungan ituuu..

Ga menyangka kalau mereka antusias dengan kedatangan kita saat story telling tsb, mereka berusaha menarik perhatian kita yang datang pada saat itu,, bener ga kak @artienya @irzaa37 @IndahWardhani @witnurs @rmonoarfa ?? *hmm atau itu cm pian, wisnu dkk aja y?? :D* mereka pada semangat untuk story telling di depan kelas, *walaupun pada akhirnya pada baca ulang buku di depan kelas juga :p* trus kalau ketemu kita di jalan mereka ga segan-segan menghampiri dan menyalami kita satu persatu gituu,, nice kann J mereka juga ngajakin main futsal bareng di lapangan mereka,, dan berbagai tingkah lucu mereka saat itu hehe..

Sampai ketika mereka ikut berpartisipasi di kegiatan @shoeboxproject 10 kemarin, menurut @irzaa37 @artienya dan @witnurs, mereka bertanya kenapa kita ga pernah datang lagi? Dan ketika mendengarnya, muncul perasaan “deg” oiaa,, ternyata kehadiran kita disana juga membekas di hati adik-adik disana, dan setelah berdiskusi panjang mengenai jadwal  kapan kita akan kesana,, diputuskan tanggal 13 November besok kita akan main-main sama mereka tapi minus @IndahWardhani dan @rmonoarfa L

Tapi malam ini, sebuah pemikiran terlintas, jadi inget sharing dengan ibu Eli saat itu, yaitu kalau SD mereka hanya bisa menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar hingga kelas 5 SD, hal ini karena sekolah mereka berdiri di atas lahan sengketa sehingga sekolah tersebut tidak diakui oleh Kemendiknas, jadi mereka ga bisa menyelenggarakan Ujian Nasional. Jadi, kalau adik-adik disana mau melanjutkan sekolah mereka harus pindah ke sekolah lain,,

Dan pertanyaan berikut pun muncul di benak saya,,

Apakah semua dari mereka melanjutkan pendidikan mereka ke kelas 6?
Apakah semua dari mereka bisa melanjutkan sekolah mereka ke jenjang berikutnya?

Wajar saja pertanyaan ini muncul di benak saya, karena orang tua mereka kebanyakan memiliki keterbatasan ekonomi, itulah kenapa mereka bersekolah disana, selain tidak membutuhkan biaya transport untuk ke sekolah. Bahkan ibu-ibu warung yang berjualan di depan sekolah situ, tidak mau menyekolahkan anaknya disana, dengan alasan karena tanggung kelas  6 harus pindah ke SD lain.

Pertanyaan selanjutnya,,

Saya jadi berpikir kira-kira bisa ga ya kita mengusahakan bantuan pendidikan untuk mereka, mencarikan sponsor atau kakak asuh supaya mereka bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya??

Mungkin, tidak semua adik-adik disana bisa kita bantu, tapi siapa tauu sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit J dari satu orang anak bisa menjadi beberapa anak? Hehe

Sedikit pengalaman pribadi saya, ketika seorang teman saya memperkenalkan istilah “Sharing is Caring” dan merasakan dampak dari ungkapan tersebut, maka saya mau melanjutkan ungkapan tersebut ke adik-adik Pedongkelan, dan mereka bisa merasakan apa yang saya rasakan saat itu.. *sok Pay it Forward de gw :p*

Jadii,, kira-kira hasil renungan saya malam ini bisa terealisasi ga yaa kakak-kakak?? J