Senin, 15 Juli 2013

Safari Ramadhan 2013_1st Destination: Masjid At-Tin, Taman Mini

Seperti yang saya ungkapkan pada blog saya sebelumnya, bahwa untuk Bulan Suci Ramadhan kali ini saya akan menjalaninya dengan sedikit berbeda, salah satunya adalah saya akan mengunjungi beberapa Masjid di Jakarta. Dan perjalanan tersebut dimulai pada hari itu Kamis, 12 Juli 2013, diawali dengan kunjungan ke Masjid At-Tin, ini merupakan kali pertama saya Salat Tarawih di Masjid At-Tin, meskipun bukan pertama kalinya saya mengunjungi Masjid tersebut :) iyaa,, dulu saya sempat mengunjungi Masjid tersebut untuk keperluan bikin buku angkatan SMA saya sihh hihihi..


Ok, kenapa saya mengunjungi Masjid At-Tin dalam kunjungan pertama saya? Sederhana aja sih, karena letaknya yang dekat dengan rumah :p Hmmm,, baiklah saya akan mencari tahu terlebih dahulu mengenai Masjid ini dengan bantuan Mr. Google. Masjid yang diresmikan pada tahun 1999 ini didirikan oleh Yayasan Ibu Tien Soeharto, berdasarkan informasi dari Wikipedia, asal-usul nama At-Tin diambil dari salah satu surat dalam Al-Quran. Menurut sang Arsitek Ir Achmad Noe’man yang juga arsitek Masjid Salman ITB, Masjid At-Tin ini merepresentasikan rasa syukur terhadap Allah SWT. Kubah Masjid terdiri dari tiga kubah yang merepresentasikan perjalanan hidup umat manusia yang terbagi menjadi tiga alam, yaitu alam rahim, alam dunia dan alam akhirat,,

Saya tiba di Masjid At-Tin pukul 17.00, sengaja datang dari awal karena ingin tadarusan sambil menunggu saat berbuka puasa di masjid tersebut, sekalian ingin mengetahui suasana berbuka puasa di masjid tersebut :p Yumi yang awalnya ingin ikut urun datang, jadi saya single fighter deh dalam tujuan pertama ini x)) Tepat ketika saya memasuki bangunan Masjid ini hujan turun deras sekali. Namun, hujan yang mengguyur hari tersebut, tidak mengurangi niat dari para jemaah untuk mengikuti Salat Tarawih, lumayan ada sekitar 10 shaf di jemaah wanita, kalau yang pria waa ndak tau sayaa.. :)

Begitu memasuki Masjid saya pun menitipkan sepatu saya ditempat penitipan sepatu, berdekatan dengan tempat wudhu wanita, tempat wudhunya besar dilengkapi dengan toilet (bersih koo dan ga bau pesing x))) Kemudian sayapun melangkah kelantai dua, ketika memasuki aula tersebut rasanyaa menyenangkannn dan menenangkann,, syahdu, terlihat beberapa orang yang sedang tadarusan tidak saling terganggu karena jarak antar mereka yang cukup jauh,, Entah kenapa ketika mengunjungi suatu Masjid, karpet Masjid selalu menjadi perhatian saya hahaha iyaa masalah karpet ini penting bangett,, dan saya punya benchmark karpet Masjid yang paling okee,, yaitu karpet Masjid Al-Azhar Kebayoran :D Jadi mau ga mau otomatis saya membandingkan karpet Masjid At-Tin dengan karpet di Masjid Al-Azhar Kebayoran donggg,, dann jeng-jenggg karpet Masjid Al-Azhar Kebayoran masih unggul dibandingkan dengan karpet di Masjid At-Tin ;p

Hingga akhirnya Adzan Magrib berkumandang, saya pun berbuka dengan bekal yang saya bawa,, selesai berbuka saya pun Salat Magrib, kemudian saya herann,, kenapa orang disekeliling saya mendadak hilang dari pandangan mata?? Dann saya pun berpikir, “males banget kalau untuk berbuka aja harus keluar Masjid, mana hujan pula”, sambil memandang perbekalan yang lengkap yaitu jeruk nipis hangat, teh panas manis, gorengan dan cheetos :p Dalam hati saya bergumam,, hahaha amanlahh sampai selesai Salat Tarawih yang katanya yumi disini 23 rakaat, kemudian saya melanjutkan tadarusan sambil menunggu saat Isya dan Tarawih.

Sekitar pukul 7 malam, jemaah yang sebelumnya menghilang mulai kembali bermunculan, dan beberapa diantaranya ada yang membawa paket HokBen *glekk,, dan kembali saya membatin, huaaa kok bisa mereka delivery HokBen yaa @_@ , hingga kemudian kumandang adzan yang memberitahukan saatnya Salat Isya berkumandang, dan kamipun Salat Isya berjamaah, diantara jeda antara Salat Isya dengan Salat Tarawih ada laporan dari Sekretariat Masjid At-Tin yang menerangkan perolahan infaq yang diterima hari sebelumnya, informasi kursus singkat membaca Al Quran, dan pemberitahuan bahwa setiap harinya disediakan Takjil dan Iftar di lantai dasar. Hmmm,, dan seketika terlintas dipikiran saya “apakah ibu-ibu yang membawa Hokben tersebut merupakan Iftar yang disediakan oleh pengurus Masjid??” hahaha mo ibadah saja tetap urusan makanan ga mau kalah x)) Karena Salat Tarawih disitu adalah 23 rakaat, maka setelah rakaat ke 8 ada break yang diisi dengan kultum, nah bagi jemaah yang hanya ingin menunaikan Salat Tarawih 11 rakaat maka mereka akan mundur kebelakang, untuk lanjut dengan Salat Witir.


Dan Salat Tarawih pun selesai, saya pun pulang sambil menelusuri selasar Masjid,, kemudian teringat ketika dulu saya dan teman-teman SMA foto-foto di masjid ini untuk buku tahunan :p dan menyadari ternyata peristiwa itu sudah berlalu 10 tahun yang laluuuu!!! Akkkkhhhhh tidakkkkkk,,,

Sebuah Cerita Untuk Sahabat


Gado-gado mungkin itu adalah istilah yang tepat untuk menggambarkan kota Jakarta, aku senang tinggal di kota ini. Kota yang penuh dinamika kehidupan, mungkin di sini kamu bisa menemukan kesenangan dan kesedihan dalam waktu bersamaan, perjumpaan yang tidak terduga dengan seseorang yang mungkin saja mempengaruhi perjalanan hidupmu, kota yang menuntutmu untuk berlari tanpa henti dan juga menuntutmu untuk bersabar menikmati kecemasanmu. Yin dan Yang kalau kata orang China, di Jakarta kita selalu bisa menikmati itu semua secara bersamaan. Tidak percaya? Hmmm, mungkin kamu bisa membaca ceritaku ini, sebuah cerita untuk sahabat-sahabat terbaikku :)

Semua orang pasti setuju kalau perjumpaan kita dengan seseorang bisa menuntun kita ke sebuah lorong perjalanan yang tidak pernah kita duga sebelumnya kan? Begitu pula halnya dengan diriku, sebuah pertemuan dengan seseorang yang tidak begitu aku kenal, membawaku ke perjalanan ini, sungguh perjalanan yang sangat menyenangkan, dan tak akan kusesali :). Sebuah pertemuan dengan seorang teman, sebut saya putri, seorang teman yang ingin membantu mengatasi kebuntuanku kala itu. Mengenalnya membuatku mengenal sudut Jakarta yang lain, memberiku petunjuk bahwa kesedihan itu hanya sebuah kesedihan jikalau tidak bisa melihat bahwa dibalik kesedihan itu ada kesenangan yang harus kamu miliki.

Ya benar kesenangan, karena ternyata dengan bersedih kamu akan bisa melatih rasa simpati dan empati mu, dan benar itu yang aku rasakan. Dia bercerita tentang kegiatan yang dilakukannya, dengan penuh semangat, ahh, iri sekali aku dengannya, hebat sekali dia, banyak sekali kegiatannya, membandingkan diriku yang hanya sibuk bekerja dan tidak memiliki aktivitas lain, sungguh bukan hal yang menyenangkan untukku. Sebuah foto di social media, menuntunku dengan pertemuan lainnya, sebuah ajakan makan siang, membuatku memberanikan diri untuk mengikuti sebuah kegiatan sosial yang dilakukannya. Dan ya, kesenangan itu pun datang di saat yang tepat, kegiatan yang kuikuti kala itu, membuatku tersenyum sepanjang hari, tertawa dan bercanda dengan lepas sungguh merupakan suatu kebahagiaan yang tidak terukur dengan materi. Dan partisipasi ku hari itu, menuntunku ke jalan panjang berikutnya, sebuah perjalanan yang menyenangkan bersama sahabat-sahabat terbaikku untuk terus mencari kesenangan-kesenangan itu :).

Pertemuanku dengan putri, berlanjut dengan pertemuan-pertemuan berikutnya, menyenangkan berbicara tentang banyak hal dengan dirinya. Dia pula, yang membangkitkan mimpi terpendamku untuk melanjutkan kuliah dan melakukan hal apa saja yang aku inginkan, dia yang mendorongku untuk terus berlari menggapai cita-citaku, menghalau ketakutanku, apakah aku bisa bekerja sambil kuliah, kecemasanku karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskanku bekerja dengan extra waktu. Dia meyakinkan aku, untuk menyelami ketakutanku, melawan ketakutan itu dengan terus maju terus berlari tanpa henti, hingga akhirnya ketakutan itu pun hanya sebuah ketakutan yang tidak ada artinya, karena kamu telah berhasil melaluinya.

Terus berlari untuk menggapai impianku pun berimbas kepada tingkat stress  dan kecemasan yang harus kuhadapi, disinipun aku harus belajar untuk menikmati stress ku, mengatur emosi, dan belajar untuk menerapkan manajemen waktu dengan baik dan benar. Dan seorang teman baru, yang kukenal dari sebuah kegiatanku pun mengajariku, untuk menikmati stress itu, menetapkan skala prioritas dari pekerjaan dan tugas-tugas yang menggunung. Dan satu istilah yang akan ku ingat selalu, yaitu STOP, Sit, Thinking, Observe and Planning, prinsip dasar untuk bertahan hidup katanya. Ahh, mungkin ada benarnya juga pernyataannya tersebut, dan terus terang ini merupakan mantra yang kugunakan ketika aku sedang berada di bawah tekanan, dengan kumpulan tanggung jawab yang harus kulakukan.

Aku tidak tahu, apakah hidupku akan semenarik ini apabila aku tinggal di luar kota Jakarta, memiliki teman dengan latar belakang yang berbeda, membawa keunikan tersendiri dalam perjalanan hidupku. Ahh,, Jakarta kamu memang bagaikan kerlap kerlip lampu kota, yang terus memancarkan warnanya. Warna-warni kehidupan yang selalu menarik orang-orang untuk terus berada di dalam pusaran kehidupan kota Jakarta :))


Jakarta, 18 April 2012

Hadining Kusumastuti


 When life gives you a hundred reasons to cry, show life that you have a thousand reasons to smile. - Unknown.

Selasa, 02 Juli 2013

Safari Ramadhan

Hanya dalam hitungan hari kita akan menyambut bulan suci ramadhan, bulan yang penuh berkah, bulan pengampunan, bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh umat islam di dunia. Benar begitu bukan? Tahun ini saya memutuskan untuk menjalankan ibadah puasa di bulan suci ini dengan cara yang sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Ya, sedikit berbeda, karena harus saya akui selama beberapa tahun terakhir ini, saya menjalani ibadah puasa ini hanya semata-mata kewajiban saja, iyaa, saya tetap menjalankan ibadah puasa, tetap melaksanakan solat tarawih, sedekah, dan sebagainya. Tetapi, saya melewatkan esensi dari bulan suci ramadhan ini, tanpa saya sadari jiwa dan batin saya tidak tersentuh, entahlah, apakah saya harus menyalahkan kesibukan kuliah sambil bekerja atau memang sayanya saja yang membuatnya jadi seperti itu.

Ok, apakah yang akan menjadikan bulan suci ramadhan kali ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya? Saat ini saya sedang dalam masa-masa ingin mempelajari Agama saya dengan sebenar-benarnya. Yaa, dengan sebenar-benarnya, karena jujur saja saat ini saya tidak tahu, kepada siapa saya harus mempelajari agama dengan baik dan benar? Apakah Ustadz A atau Ustadz B? apakah pengajian A atau pengajian B? atau saya harus seperti ibu saya yang memilih untuk mengenyam bangku pendidikan kuliah demi mempelajari Islam yang baik dan benar? Apakah saya tidak bisa mempelajari Agama saya melalui penalaran dan logika saya saja?

Akhirnya saya memutuskan, saya akan membiarkan logika berpikir saya yang akan menuntun saya dalam menyelami Agama saya. Langkah pertama yang saya lakukan adalah membaca lagi Al-Quran dengan disertai terjemahan, yaa saya coba memahami makna tersurat dari ayat-ayat Al-Quran tersebut. memang, saya bukan ahli kitab, tetapi saya akan berusaha mempelajari Al Quran dari pemahaman saya terlebih dahulu, bukannya Allah memberikan kita kemampuan untuk berpikir bukan? Jadi ketika saya akan berdiskusi dengan seorang Ustadz atau ahli agama, saya sudah memiliki dasar pemahaman Al-Quran. Mungkin, keputusan saya untuk mempelajari Agama saya ini akan menghabiskan waktu yang lama, tetapi tidak menjadi masalah bagi saya.

Kemudian, dalam kesempatan bulan suci ramadhan kali ini, saya ingin mempelajari jejak-jejak masuknya islam di Indonesia, tapi tampaknya akan sulit bagi saya untuk menyusuri sejarah Islam di Indonesia. Kemudian saya akhirnya memutuskan, bahwa untuk tahun ini saya akan memulainya di Jakarta terlebih dahulu. Tidak banyak tempat yang akan saya kunjungi, hanya beberapa saja. Saya dan teman saya, yumi Insya Allah akan mengunjungi Masjid At-Tin (Rabu, 10 Juli 2013), Masjid Istiqlal (Rabu, 17 Juli 2013), Masjid Al Hakim (Rabu, 24 Juli 2013), Masjid Cut Meutia (Rabu, 31 Juli 2013) dan Masjid Al-Azhar (Sabtu, 20 Juli 2013). Memang sedikit sekali jumlah masjid yang akan kami kunjungi :p tetapi setidaknya kami sudah memulainya bukan? 

Dalam setiap kunjungan tersebut, Insya Allah saya akan menuangkan hasil perjalanan saya tersebut di blog saya, yang akan menceritakan latar belakang berdirinya masjid-masjid tersebut, aktivitas-aktivitas apa saja yang kami lakukan dan suasana berbuka puasa serta pelaksanaan ibadah solat di masjid-masjid tersebut, mungkin saja disertai selipan diskusi dengan pengurus masjid tersebut.


Tulisan ini dan tulisan-tulisan selanjutnya bukanlah untuk tujuan riya’ atau pamer, tetapi semata-mata sebagai rekam jejak saya sebagai seorang umat manusia yang sedang belajar untuk memahami ajaran-ajaran agamanya. :)

We may run, walk, stumble. drive, or fly, but let us never lose sight of the reason for the journey, or miss a chance to see a rainbow on the way.” 

Minggu, 05 Februari 2012

Hasil Perenungan

Haiiiiii,,, masih ingat blog saya sebelumnya tentang “Renungan Untuk Pedongkelan” dan kutipan dari  pertanyaan saya di  tulisan itu:

Kira-kira bisa ga ya kita mengusahakan bantuan pendidikan mereka, mencarikan sponsor untuk mereka supaya bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya??

Mungkin, tidak semua adik-adik disana bisa kita bantu, tapi siapa tauu sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit J dari satu orang anak bisa menjadi beberapa anak? Hehe

Sedikit pengalaman pribadi saya, ketika seorang teman saya memperkenalkan istilah “Sharing is Caring” dan merasakan dampak dari ungkapan tersebut, maka saya mau melanjutkan ungkapan tersebut ke adik-adik Pedongkelan, dan supaya mereka bisa merasakan apa yang saya rasakan saat itu..

Jadii,, kira-kira hasil renungan saya malam ini bisa terealisasi ga yaa kakak-kakak?? J

Dan akhirnya setelah saya share blog tersebut, kak @witnurs @artienya @irzaa37 @IndahWardhani juga tertarik untuk menjadi kakak asuh mereka,, dan pun mereka sama-sama memiliki kedekatan personal dengan adik-adik disana,, dan kemudian ada @RayaMaradina dan Vega yang juga mau ikutan bergabung,, hehe


Bahkan kita pun juga pernah jalan-jalan bareng ma mereka ke Planetarium dan nonton film The Adventure of Tin-Tin :D dan inilah beberapa foto dari jalan-jalan kita saat itu (special thanks to @SophiaRengganis for the pics :p)






Nah, kembali ke tujuan awal saya nulis ini,, jadi setelah terkumpul teman-teman yang ingin menjadi kakak asuh mereka,, maka kita pun brainstorming *tsahhh :p metode bantuan pendidikan seperti apa yang ingin kita berikan ke mereka? Siapa aja anak-anaknya? Bagaimana estimasi biayanya? Dan inilah hasil kasak-kusuk kami di Whatsapp ;p


Metode Bantuan Pendidikan Seperti Apa Yang Kita Berikan??
Ok, metode bantuan pendidikan yang akan kita berikan adalah bantuan pendidikan yang bisa membantu mereka untuk mencapai cita-cita mereka sehingga bisa menjadi individu yang mandiri. Wowww kan yaa,, memang wow bagi kami semua,, karena ini merupakan bentuk bantuan pendidikan yang memiliki jangka panjang. Jadi, membutuhkan komitmen yang tinggi pula untuk menjadi kakak asuh bagi mereka.


Lantas, langkah apa yang mau kita lakukan? Ok, karena ini merupakan tahap pertama, apabila melihat latar belakang pendidikan mereka di SD Yayasan Bintang Pancasila, yang menurut kami kurang kondusif, maka diputuskanlah kami akan memberikan bantuan tambahan pelajaran bagi anak-anak, yaitu dengan mendatangkan Guru Privat untuk membantu ketertinggalan mereka dari anak-anak seusia mereka..


Siapa Saja Anak-Anaknya??
Berdasarkan hasil pertimbangan maka diputuskan bahwa anak-anak yang akan menjadi adik asuh kami saat ini adalah anak-anak kelas 5 SD Yayasan Bintang Pancasila yang berjumlah 5 orang. Kenapa hanya anak kelas 5-nya saja? Pertimbangannnya adalah karena SD Yayasan Bintang Pancasila merupakan SD satelit yang berdiri di atas tanah sengketa milik Negara, sehingga mereka hanya dapat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar hingga kelas 5 SD, dan anak-anak harus melanjutkan kelas 6 SD di sekolah lain.


Nahhh,, supaya mereka mampu menyamakan kemampuan mereka dengan anak-anak lain ketika mereka pindah sekolah, diputuskanlahh kita akan membantu anak-anak kelas 5-nya duluuu :P (Insya Allah yang lain menyusul *nunggu donatur lagihh*)


Bagaimana Estimasi Biayanya??
Karena kegiatan ini juga baru dimulai, maka tahap awalnya adalah biaya untuk Guru Privat.. Akhirnya setelah tanya sana sini dan bertemulah dengan teman SMA saya Agun, yang kebetulan pula dia mengelola situs www.belajarkelompok.com . Dari hasil diskusi dengan Agun, dia juga tertarik dengan ide ini, dan diputuskan untuk membantu kami (Yeayyy!!) untuk mencarikan tenaga pengajar dan membuatkan charity program di situsnya tersebut (pls cekidot http://www.belajarkelompok.com/Portal/viewtopic.php?f=2&t=46 ;p), dimana pada charity program tersebut nantinya bisa mempertemukan antara Anak tidak mampu yang memiliki semangat untuk mengembangkan diri, donatur dan tenaga pengajar (ini untuk kedepannya lohh :p).


Nahh,, balik ke estimasi biaya, dan perhitungannya adalah sbb:
Biaya Per Kedatangan Rp. 75.000,00 jadwal kunjungan adalah seminggu 2 kali dimana setiap pertemuannya itu 2 jam, sehingga kalkulasinya adalah Rp. 75.000x2hrx4minggu = Rp. 600.000


Nantinya, anak-anak akan belajar secara berkelompok, dimana tenaga pengajarnya pun akan menyiapkan materi yang akan diberikan dan menyampaikan progress pendidikan ke kami sebulan sekali melalui email hehehe (ceritanya sokk propesional :p)


Oia, yang belum tau lokasi SD Yayasan Bintang Pancasila, SD ini berlokasi di daerah Pedongkelan, Pulogadung Jakarta Timur, kalau dari arah ITC Cempaka Mas naik bis Transjakarta arah Pulo Gadung hanya satu halte setelah ITC Cempaka Mas J


Nah begitulah hasil tindakan dari renungan malam saat itu,, hehehe Meskipun kegiatan kakak asuh ini merupakan inisitiatif dari masing-masing individu, namun tidak menutup teman-teman yang lain untuk ikutan bergabung jadi donatur, karena harapan kami adalah bisa membantu sebanyak mungkin adik-adik untuk menggapai mimpi mereka dan menjadi individu yang mandiri yang bisa membawa perubahan untuk lingkungan sekitar mereka.


Jadi bagi teman-teman yang ingin bergabung bisa menghubungi kami di akun-akun twitter tersebut atau ke hadining.kusumastuti@gmail.com, atau bisa juga melalui website www.belajarkelompok.com nanti mekanisme donaturnya akan kami jelaskan lebih lanjut, pun apabila ingin bertemu dengan adik-adik Pedongkelan untuk mengenal mereka lebih lanjut, dan tergerak untuk menjadikan salah satu dari mereka sebagai adik asuh teman-teman sekalian :p *tetep usaha*


“Yukkk,, bantu adik-adik disana untuk menjadi pribadi yang mandiri yang kelak mampu membawa perubahan bagi lingkungan sekitar mereka..”
Mengutip kata pengantar  dari mbak @pasarsapi aka Ainun Chomsun di buku #KakiMimpi – nya @shoeboxproject :
“Berilah kaki di setiap mimpi agar turun ke bumi dan berlari, jangan biarkan menggantung  di awang-awang kemudian terbang dan hilang” 



Kamis, 08 Desember 2011

Secuil Cerita di Jumat Pagi

Tulisan ini terinspirasi ketika saya melihat pasangan kakek nenek yang mau olahraga pagi,, tiba-tiba senyum merekah, berkhayal kalau kelak saya bisa melakukan hal tersebut dengan pasangan saya kelak =)) hahaha.

Tapi, tidak mudah ternyata yaa bertemu dengan pasangan yang bener-bener “klik” sama diri kita, selalu merasakan ada saja hal yang kurang sempurna dari pasangan. Tapi bagi mereka yang udah ketemu pasangan yang “klik” berbahagialahhh.  Karenaa menurut saya, tidak ada pasangan yang sempurna, tidak ada juga pasangan yang benar-benar  “klik” buat kita.

Chemistry antara pasangan itu dibangun berdasarkan komunikasi dan kebersamaan yang intens, jadinya masing-masing dari pasangan pasti akan selalu menyesuaikan.  =) dan voilaaa,,, bertemulah kita dengan pasangan yang sempurna ituuu,, dengan segala ketidaksempurnaannya tentu saja..

Saya yakin, pasangan kakek nenek itu pasti sudah melewati pahit manis kehidupan bersama-sama dan punya komitmen terhadap pernikahan mereka, karena g mudah sodaraa-sodara yang namanya komitmen ituu.. *glek*

Pasangan sempurna itu tidak ada, karena tugas kitalah untuk menyempurnakannya,, ketika sudah menemukannya jagalahh,, nikmatilahh,, jangan sampai kehilangan,, jangan menyisakan sesal yang tidak berguna  =))

Happy Friday Y’all!!!


Nb: Maap, mendadak melankolis dramatisss hahahaha..

Sabtu, 05 November 2011

Renungan untuk Pedongkelan

My first blog goes to adik-adik Pedongkelan yeayyy… J


Kenapa si mereka begitu spesial di hati saya? Hehe, baiklah akan saya ceritakan, yuukk…

Berawal dari kegiatan @shoeboxproject yang saya ikuti di bulan April 2011 yang lalu, sebuah kegiatan melakukan renovasi sekolah dan perpustakaan sederhana untuk SD Yayasan Bintang Pancasila di daerah Pedongkelan, kemudian setelahnya ada kunjungan seminggu sekali untuk story telling selama sebulan, “untuk memastikan mereka membaca buku yang sudah disediakan atau ngga” :p

Dan semua berawal dari kunjungan ituuu..

Ga menyangka kalau mereka antusias dengan kedatangan kita saat story telling tsb, mereka berusaha menarik perhatian kita yang datang pada saat itu,, bener ga kak @artienya @irzaa37 @IndahWardhani @witnurs @rmonoarfa ?? *hmm atau itu cm pian, wisnu dkk aja y?? :D* mereka pada semangat untuk story telling di depan kelas, *walaupun pada akhirnya pada baca ulang buku di depan kelas juga :p* trus kalau ketemu kita di jalan mereka ga segan-segan menghampiri dan menyalami kita satu persatu gituu,, nice kann J mereka juga ngajakin main futsal bareng di lapangan mereka,, dan berbagai tingkah lucu mereka saat itu hehe..

Sampai ketika mereka ikut berpartisipasi di kegiatan @shoeboxproject 10 kemarin, menurut @irzaa37 @artienya dan @witnurs, mereka bertanya kenapa kita ga pernah datang lagi? Dan ketika mendengarnya, muncul perasaan “deg” oiaa,, ternyata kehadiran kita disana juga membekas di hati adik-adik disana, dan setelah berdiskusi panjang mengenai jadwal  kapan kita akan kesana,, diputuskan tanggal 13 November besok kita akan main-main sama mereka tapi minus @IndahWardhani dan @rmonoarfa L

Tapi malam ini, sebuah pemikiran terlintas, jadi inget sharing dengan ibu Eli saat itu, yaitu kalau SD mereka hanya bisa menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar hingga kelas 5 SD, hal ini karena sekolah mereka berdiri di atas lahan sengketa sehingga sekolah tersebut tidak diakui oleh Kemendiknas, jadi mereka ga bisa menyelenggarakan Ujian Nasional. Jadi, kalau adik-adik disana mau melanjutkan sekolah mereka harus pindah ke sekolah lain,,

Dan pertanyaan berikut pun muncul di benak saya,,

Apakah semua dari mereka melanjutkan pendidikan mereka ke kelas 6?
Apakah semua dari mereka bisa melanjutkan sekolah mereka ke jenjang berikutnya?

Wajar saja pertanyaan ini muncul di benak saya, karena orang tua mereka kebanyakan memiliki keterbatasan ekonomi, itulah kenapa mereka bersekolah disana, selain tidak membutuhkan biaya transport untuk ke sekolah. Bahkan ibu-ibu warung yang berjualan di depan sekolah situ, tidak mau menyekolahkan anaknya disana, dengan alasan karena tanggung kelas  6 harus pindah ke SD lain.

Pertanyaan selanjutnya,,

Saya jadi berpikir kira-kira bisa ga ya kita mengusahakan bantuan pendidikan untuk mereka, mencarikan sponsor atau kakak asuh supaya mereka bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya??

Mungkin, tidak semua adik-adik disana bisa kita bantu, tapi siapa tauu sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit J dari satu orang anak bisa menjadi beberapa anak? Hehe

Sedikit pengalaman pribadi saya, ketika seorang teman saya memperkenalkan istilah “Sharing is Caring” dan merasakan dampak dari ungkapan tersebut, maka saya mau melanjutkan ungkapan tersebut ke adik-adik Pedongkelan, dan mereka bisa merasakan apa yang saya rasakan saat itu.. *sok Pay it Forward de gw :p*

Jadii,, kira-kira hasil renungan saya malam ini bisa terealisasi ga yaa kakak-kakak?? J